Kamis, 07 Januari 2010

KECEWA

my prince
Sudah 2 minggu kini,dan kamu masih juga tidak pergi dari hatiku.
Satu-satunya petunjuk bahwa kamu baik-baik saja adalah tidak adanya undangan untuk menghadiri pemakamanmu,meski aku sangsi kamu akan mengharapkan aku untuk datang.Dan adakah kamu perduli tentang aku?
Sejak kamu pergi tanpa alasan dan penjelasan,segalanya hilang.Yang tersisa hanya kenangan kita,dan itu pun aku mulai tidak percaya.Satu persatu terlihat hitam putih.Tanpa warna.Tidak seperti waktu kita masih bersama.
Bahkan gemerisik angin di tengah malam tidak lagi membisikkan namamu.Bening air sunggai tidak lagi mengingatkan aku pada matamu.Rintik hujan tidak lagi melantunkan langkahmu.Dan wajahmu semakin samar dilangit kamar.Tapi rindu terus menyiksa,tanpa tahu harus bagaimana.
Mungkin karena aku mulai kehilangan kemampuan,barang kali imajinasi,untuk berbicara denganmu.Aku menatap langit,melampaui titik2 bintang yang paling kecil.Namun aku tidak lagi bisa membayangkan yang indah di langit sana.Aku tutup mataku,masuk dalam diriku,namun aku tak lagi merasakan misteri yang dulu disana.Hari dan malamku hampa tanpa makna.
my prince
Aku lelah dan terluka.Apa yang pernah dan belum kita miliki telah aku anggap mati Dan ternyata kamu keliru,,,,Karena hingga malam ini aku masih tidak menggerti mengapa aku tak mampu menghapus kau dihatiku

Sabtu, 19 Desember 2009

prince 1

Aku g pernah tahu dengan apa yg akan terjadi padaku kelak,,,,
Tapi untuk saat ini,hari ini,aku mengetahui seseorang yang bener-bener berarti dalam hidupku ternyata tidak mencintaiku,,,,sakit memang,,,tapi ini adalah kenyataan yang harus aku terima,,,
Ibarat kata,seluruh ruang hatiku hanya ada namanya,,,tapi dia hanya memandang aku sebelah mata...sebutan untuk dia"MY PRINCE" g berarti lagi bagi aku,,,,,
mungkin aku sakit hati,,tpi jujur aku g'bisa wat benci dia,,,aku sangat sayang dia,,
aku tahu,,cintaku g harus untuk memiliki dia,,,hanya aku harap aku selalu tersimpan dalam hatinya,,, itu cukup bagi aku.
hanya satu pertanyaan yg ada dalam benakku,,,,apa arti kebersamaan kita selama ini?????
"my prince"...

Jumat, 27 November 2009

Pribadi tauladan diriku


Fatimah Zahra AS, hanya sempat mengenyam kehidupan yang singkat. Beliau wafat pada usia yang sangat belia, 18 tahun. Meski singkat, kehidupan beliau banyak mengandung pelajaran berharga. Kehidupan putri Rasul ini, laksana permata indah yang memancarkan cahaya. Pada kesempatan ini, kami ingin mengajak Anda untuk melihat sekelumit dari kepribadian beliau yang agung, untuk dijadikan pedoman, khususnya bagi kaum perempuan.Baca selanjutnya

Tak diragukan lagi, sebagian besar problem dan masalah yang dihadapi umat manusia adalah karena kelalaiannya akan hakikat wujud kemanusiaannya, sehingga dia terjebak dalam tipuan dunia. Sebaliknya, manusia bisa mendekatkan diri kepada Tuhan saat dia mengenal dirinya dan mengetahui tugas yang harus ia lakukan dan pertanggungjawabkan kepada Allah, Sang Pencipta alam kehidupan.

Fatimah Zahra AS, adalah seorang figur yang unggul dalam keutamaan ini. Dalam doanya, beliau sering berucap, “Ya Allah, kecilkanlah jiwaku di mataku dan tampakkanlah keagungan-Mu kepadaku. Ya Allah, sibukkanlah aku dengan tugas yang aku pikul saat Engkau menciptakanku, dan jangan Engkau sibukkan aku dengan hal-hal yang lain.”

Keikhlasan dalam beramal adalah jembatan menuju keselamatan dan keberuntungan. Manusia yang memiliki jiwa keikhlasan akan terbebas dari seluruh belenggu hawa nafsu dan akan sampai ke tahap penghambaan murni. Keikhlasan akan memberikan keindahan, kebaikan, dan kejujuran kepada seseorang. Contoh terbaik dalam hal ini dapat ditemukan pada pribadi agung Fatimah Zahra AS. Seseorang pernah bertanya kepada Imam Mahdi AS, “Siapakah di antara putri-putri Nabi yang lebih utama dan memiliki kedudukan yang lebih tinggi?” Beliau menjawab, “Fatimah.” Dia bertanya lagi, “Bagaimana Anda menyebut Fatimah sebagai yang lebih utama padahal beliau hanya hidup singkat dan tidak lama bersama Nabi?” Beliau menjawab, “Allah memberikan keutamaan dan kemuliaan ini kepada Fatimah karena keikhlasan dan ketulusan hatinya.”

Sayyidah Fatimah dalam munajatnya sering mengungkapkan kata-kata demikian, “Ya Allah, aku bersumpah dengan ilmu ghaib yang Engkau miliki dan kemampuan penciptaan-Mu. Berilah aku keikhlasan. Aku ingin aku tetap tunduk dan menghamba kepada-Mu di kala senang dan susah. Saat kemiskinan mengusikku atau kekayaan datang kepadaku, aku tetap berharap kepada-Mu. Hanya dari-Mu aku memohon kenikmatan tak berujung dan kelapangan pandangan yang tak berakhir dengan kegelapan. Ya Allah, hiasilah aku dengan iman dan masukkanlah aku ke dalam golongan mereka yang mendapatkan petunjuk.”

Narasi Al Quran tentang Figur Yesus


YESUS merupakan "tokoh sejarah" yang kelahiran dan kehidupannya di dalam panggung sejarah telah menciptakan gelombang gerakan kemanusiaan yang luar biasa, dan pengaruhnya masih berlangsung hingga hari ini. Seorang tokoh teladan kemanusiaan dan sangat penting dalam tradisi Kristiani dan Islam. Dan sebenarnya lewat tokoh inilah hubungan saling pengertian antara Kristen dan Islam bisa dibangun.

Geoffrey Parrinder, seorang Kristiani, ahli teologi Islam di Oxford University, Inggris, menulis sebuah buku yang sangat unik dan menarik berjudul Jesus in The Qur'an (Oxford: Oneworld, 1995). Edisi terjemahannya berjudul Yesus Dalam Quran yang diterbitkan oleh penerbit Bintang Cemerlang.

Buku ini merupakan suatu studi yang cukup mendalam dan simpatik terhadap narasi tekstual Yesus di dalam Al Quran. Buku ini pun ditulis terutama untuk pembaca di dunia Barat, yang dirasa oleh penulis belum terdapat kajian modern dan netral atas ajaran dalam Al Quran tentang Yesus.

***

NAMA diri Yesus dalam Al Quran ialah 'Isa. Nama Yesus berasal dari perkataan bahasa Syiria, Yeshu' , dan dalam bahasa Arab menjadi 'Isa (hlm 12-13). Di dalam Al Quran terdapat tiga surat yang berkaitan dengan Isa, yaitu: surat Al Imran, Al Maidah, dan Maryam. Nama Isa disebut sebanyak 35 kali, dan umumnya turun pada surat-surat Madaniyah, sedangkan sebutan tidak langsung namun berkaitan dengan 'Isa sebanyak 93 kali di dalam 15 surat. Al Quran memberikan sejumlah gelar kehormatan kepada 'Isa lebih besar daripada kepada beberapa tokoh masa lampau lainnya.

'Isa memperoleh setidaknya tiga gelar utama, yaitu: nabi, al-Masih , dan Anak Maryam. Dia seorang nabi karena memiliki kuasa (eksousia) sehingga mampu memperlihatkan mukjizat sebagai tanda atas kenabiannya.

Al Quran pun mengonfirmasikan Yesus sebagai penyembuh yang hebat (Q. 3: 49). Namun, yang paling penting dari status kenabian Isa, sebagaimana nabi-nabi yang lain, bukan pada kemampuannya memperlihatkan mukjizat, tetapi kepeduliannya terhadap orang-orang menderita sakit, miskin, tertindas, dan orang-orang yang sesat jalan hidupnya (hlm 120-121).

Gelar yang lain kepada 'Isa ialah al-Masih (messias, mashiah, kristus) , yang arti harfiah ialah "diurapi". Sebelum Islam datang kata al-Masih memang sudah dikenal di Arabia bagian selatan.

Di dalam Al Quran sebutan al-Masih disebutkan sebanyak 11 kali, semuanya dalam surat Madaniyah. Di dalam bahasa Ibrani kata mashiah digunakan untuk mengacu pada seorang raja atau juru selamat yang dinanti-nantikan.

Kata itu kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani menjadi Kristos . Jadi, nama Isa al-Masih adalah identik dengan Yesus Kristus.

Bisa juga kata al-masih dikaitkan dengan kata masaha dalam bahasa Arab, artinya membasuh atau menyentuh, yang secara simbolis-ritual dalam berwudlu, yaitu membasuh muka untuk mensucikan diri sebelum melakukan shalat.

Gelar lain terhadap 'Isa yang sering disebut di dalam Al Quran ialah Anak Maryam ('Isa Ibn Maryam). Kisah kelahiran 'Isa Ibn Maryam dijelaskan dua kali secara rinci dalam Al Quran. Memang para malaikat memberi tahu Maryam akan kedatangan sebuah kalimah (perkataan atau logos) dari Tuhan 'yang bernama al-Masih" (Q. 3:45).

"Anak Maryam dan ibunya" dikatakan telah dipilih sebagai tanda karena ia memberikan keterangan dan bukti-bukti tentang Tuhan (Q. 2: 87, Q. 23:50, Q. 43:63). Anak Maryam digunakan sebagai "perumpamaan" melawan orang-orang musryik, karena ia datang dengan kebijaksanaan dan menunjukkan kesalehan kepada Tuhan (Q. 43: 57-63).

Gelar Anak Maryam sedemikian menakjubkan sehingga para pakar tafsir modern pun mendiskusikannya. Seorang pakar tafsir modern, Muhammad Ali, berpendapat bahwa gelar itu ditambahkan untuk menunjukkan bahwa 'Isa juga mengalami kematian seperti nabi-nabi Tuhan yang lain.

Sementara pakar tafsir lainnya, Baidawi, mengatakan bahwa gelar itu dipakai untuk menunjukkan dan membuktikan bahwa 'Isa dilahirkan tanpa seorang ayah. Terlepas dari beragamnya pendapat ahli tafsir, gelar itu dapat diterima dengan baik oleh Islam karena dipergunakan sebagai nama kehormatan.

***

KAJIAN Geoffrey Parrindar dalam bukunya Yesus Dalam Quran menunjukkan bahwa Yesus merupakan salah satu dari sekian nabi yang mempunyai kedudukan sangat tinggi dan terhormat dalam Islam. Sayangnya, apresiasi umat Islam terhadap tokoh ini relatif kurang.

Barangkali secara psikologis hal ini disebabkan oleh imbas warisan sejarah (salah satunya Perang Salib) antara umat Islam dan Kristiani, sehingga persepsi umat Islam tentang Yesus Kristus terkena polusi politis-historis. Yesus lalu dipersepsikan dan diasosiasikan oleh umat Islam sebagai figur yang ikut berperan secara tidak langsung dalam konflik yang berkepanjangan antara umat Islam dan Kristen yang telah "terbaratkan" itu.

Kita sering lupa bahwa semua nabi adalah bersaudara dan mereka membawa misi tauhid. Apalagi di dalam rukun iman umat Islam diwajibkan untuk beriman kepada kitab suci dan nabi-nabi sebelum Islam. Tentu idealnya ungkapan iman tersebut bukan sekadar ungkapan verbal saja tetapi harus dilakukan dengan mengkaji secara lebih luas kitab-kitab suci sebelum Islam (termasuk Injil).

Upaya mengkaji yang lebih luas terhadap kitab-kitab suci merupakan salah satu langkah yang harus ditempuh. Buku ini merupakan contoh upaya tersebut. Biarlah lebih banyak lagi umat Kristiani yang membaca Al Quran dan lebih banyak lagi kaum Muslim yang mempelajari Injil, sehingga pemahaman dan rekonsiliasi lebih berkembang.

Bagi mereka yang ingin meneliti arti pentingnya Yesus dalam Al Quran, pengetahuan mengenai Injil adalah esensial. Yesus tidak sekadar figur masa lalu, yang hanya bermakna dalam lingkungan tradisi Yudea-Kristen, tetapi lebih dari itu, sebuah universalitas muncul dalam Injil sebagaimana ditunjukkan dalam Al Quran.

Al Quran menyebut Yesus sebagai "sebuah tanda bagi alam semesta" (Q. 21:91) dan dia diutus "untuk Kami jadikan tanda bagi manusia" (Q. 19:21). Buku ini sangat menarik dan kita akan ditunjukkan betapa kayanya narasi Al Quran tentang figur Yesus.